♥^__^♥ Selamat Datang..!! Semoga Jadi Spiritual Pencerahan Matahati dengan Nafas Cinta Ilahi ♥^__^♥

Rabu, 27 April 2011

Karena Kamu “Time”

Namanya Time,
Karena Kamu “Time”

aku kenal dia sejak dahulu kala,
kami selalu bersama dalam suka dan duka,
aku bawa dia kemanapun aku pergi,
ke kamar tidur, ke kantor, ke mall, bahkan ke toiletpun dia ikut, :P 
dia membuatku membagi hari dengan baik,
diapun suka memburu-buru ku saat kertas dimejaku menggunung.
 
 Tapi…
akhir-akhir ini aku mulai merasa lelah dengan mu Time,
selalu datang cepat saat ku baru merasakan terlelap,
kerap membuatku terdesak saat ku terjaga dengan rutinitas,
memaksaku menguras semua energiku tuk mengimbangimu yang hanya 24 jam sehari,
tak jarang pula kamu memaksaku bermalas-masalasan dengan rasa perih disekujur tubuhku.

Time.., aku tetap menghargaimu dan terus bersamamu. 
Tapi,,,saat ini aku bingung dengan mu..,
AKU YG SIBUK APA KAMU YG MAKIN SINGKAT YA...???

KERETA-KU LARI KENCANG...!!!

terkadang lupa
Mungkin,,,
laju keretaku terlalu cepat dan leluasa, (nyaris 1500 km/jm, gila mennn..)
akibatnya rambu lalu lintas cendrung kabur bahkan ter-abaikan,
bisik-bisik tetangga terdengar bak angin lalu,
naluriku protes-pun kira'in gemuru ombak.

Tiba-tiba, seorang teman berteriak dikupingku : "Jamin..,Besok U Masih Hidup?" (responku: menatapnya, diam tapi bertanya ulang dalam hati, Huuuuhhhfff...(hela nafasku berat banget))

Reeeem......, ya, aku harus mengerem laju keretaku, (sekarang dan secepatnya)
tapi,,,,gimana caranya?
keretaku hanya dilengkapi rem tangan (tak pake helm pula' tuh..)
kalau kupencet dadakan, bisa2 aku KO.

Astagfirullah..., (kali pertama aku "nyebut" (tp dlm hitungan beberapa menit lalu lho) hehehehe)
ya..ya.., aku ingat.., untuk menghentikan keretaku harus memakai ilmu sabar (dulu pernah seh aku pelajari wkt sekolah)
tapi apa aku bisa??
Aku coba deh, mudah2an saat keretaku mendarat, mendaratnyadi tempat yg tepat. (pasti, leggal n sesuai cita2 dunk, hehehehe)
amiiiin....!!!!

Senin, 25 April 2011

Hidup Sebagaimana Kita Diciptakan


Jangan mengubah suara atau mengganti intonasinya,
Jangan merubah cara berjalan atau bentuknya,
Jangan merubah corak atau warna kulitnya,
Apalagi merubah pisang menjadi jambu.


Hidup sebagaimana kita diciptakan,
Milikilah corak dan warna sendiri,
Kita lain dari yang lain,
So…, tak perlu membunuh kemerdekaan sendiri untuk menjadi orang lain.

Kita “tak” lebih berharga jika menjadi yang orang lain,
Justru harga dan keindahan akan tampak saat kita menjadi diri sendiri.
Ya Rabb.., tuntun aku untuk menjadi diri sendiri
dengan kekuatan Wahyu- Mu, amin…!!