♥^__^♥ Selamat Datang..!! Semoga Jadi Spiritual Pencerahan Matahati dengan Nafas Cinta Ilahi ♥^__^♥

Senin, 31 Oktober 2011

TERTAWA OBAT PENYAKIT JIWA

Tertawa,
Tertawa yang wajar itu laksana ‘balsem’ bagi kegalauan dan ‘salep’ bagi kesedihan.
Pengaruhnya sangat kuat untuk membuat jiwa gembira dan hati bahagia.

Bahkan, karena itu Abu  Darda’ sempat berkata:
“Sesungguhnya aku akan tertawa untuk membahagiakan hatiku.
Dan Rasulullah SAW sendiri sesekali tertawa hingga tampak gerahamnya.
Begitulah tertawanya orang- orang yang berakal dan mengerti tentang penyakit jiwa serta pengobatannya”.

Tertawa merupakan puncak kegembiraan, 
titik tertinggi keceriaan, 
dan ujung rasa suka cita.

Namun, yang demikian itu adalah tertawa yang tidak berlebihan sebagaimana dalam pepatah,
Jangan engkau banyak tertawa, sebab banyak tertawa itu mematikan hati”.
Yakin, tertawalah sewajarnya saja sebagaimana dikatakan juga dalam pepatah,
Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah”.  (la tahzan)

PERKAMPUNGAN DAN KONVENSYEN DMDI 2011

Perkuat Jaringan Antar- Bangsa
Di Dataran Merdeka Melaka
Program perkampungan dan konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) merupakan agenda tahunan DMDI yang diselenggarakan di lokasi berbeda disetiap tahunnya. Perkampungan dan konvensyen merupakan dua rangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari DMDI sejak berdirinya pada 14 Oktober 2000 lalu, yaitu sama- sama bertujuan untuk menyatukan umat Melayu Islam di seluruh Dunia.

Pada 07 Oktober 2011, Rombongan utusan DMDI Provinsi Riau yang diketua oleh Ira JIS bin Manap, berangkat untuk mengikuti program Perkampungan Belia dan Konvensyen  DMDI XII di Melaka Malaysia selama seminggu, 7- 14 Oktober 2011. Rombongan yang berjumlah 32 orang tersebut diberangkatkan dari pelabuhan Bandar Sri Setia Raja Bengkalis menuju Melaka pada pukul 11.30 Wib. Perjalanan menggunakan Feri ini tidak menghabiskan waktu yang lama, lebih kurang satu jam 40 menit rombongan sampai di pelabuhan imigrasi Melaka Malaysia. Sesampainya di sana, setelah melakukan proses-proses di los pegawai imigrasi pelabuhan, rombongan Riau disambut oleh urusetia (panitia) perkampungan DMDI Malaysia. Selang beberapa saat,  rombongan dari provinsi Riau diminta memasuki memasuki bus untuk diberangkatkan menuju  perkampungan  DMDI 2011 di Km 19 Kampung Tedong, Serkam Merlimau.

Ketibaan rombongan DMDI Prov. Riau
Tepat pukul 15.00 Waktu Malaysia (WM), kami sampai di Kamp. Tedong dan berkumpul di Sekolah Agama Jaim untuk diberikan pengarahan oleh Datuk Abu Bakar yang merupakan ketua urusetia perkampungan sebelum peserta diserahkan ke keluarga angkat masing-masing.

Keesokkan harinya, Sabtu 8 oktober 2011 tepat pukul 17.00 WM, kami berkumpul di Sekolah Agama Jaim untuk mengikuti prosesi penyerahan anak  angkat bersama seluruh peserta perkampungan DMDI lainnya, seperti dari  Sumatera barat, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, dan Uversitas Islma Antarabangsa (UIA) Kuala Lumpur Malaysia yang berjumlah sekitar 200 orang.

Ahad 16 Oktober 2011 peserta mengikuti program yang telah dijadwalkan yaitu gotong royong perkampungan, di sekitaran Mesjid Tedung. Peserta, urusetia serta masyarakat kampong Tedong bergotong royong membersihkan di dalam dan luar pekarangan mesjid Tedung. Pada siang harinya dilanjutkan dengan kegiatan Sukaneka bersama keluarga angkat di Komplek Sukan Kg Tedong.

Bersukaneka bersama peserta dari negara lain
Sukaneka tersebut diisi dengan berbagai lomba, diantaranya lomba tarik tambang, mencari uang dalam tepung, bolling botol, lempar balon berisi air, mincing botol dan  pertandingan gubahan Maskan Tradisisonal Negara Peserta.

“Kegiatan ini untuk memupuk keakraban antara orang tua angkat, anak angkat, panitia, dan masyarakat setempat. Karena disetiap regu terbentuk dari peserta yang berbeda daerah asalnya,” terang Ajis.

Pada malamnya dengan hari yang sama, peserta berkumpul di Lapangan kampong Tedung untuk mengikuti acara Pembukaan Perkampungan Belia  DMDI. Acara ini dibuka secara resmi oleh YB Dato’ Razali bin Ibrahim yang merupakan Timbalan Menteri belia dan Sukan (Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga). Dalam sambutannya, belia mengucapkan selamat datang kepada peserta, dan merasa bangga dengan program belia ini yang mampu merangkul belia-belia serumpun dari berbagai penjuru negeri.
Acara pembukaan ini juga disuguhkan dengan penampilan-penampilan seni panggung dari berbagai daerah, termasuk penampilan Tari Zapin oleh dua orang putra Riau.

Senin 10 Oktober 2011 usai sarapan, peserta perkeampungan kembali berkumpul di Sekolah Agama Jaim Kamp.Tedong untuk mengikuti program lawatan. Dengan menggunakan empat bus yang disediakan urusetia, peserta ke tempat-tempat lawatan di seputaran Melaka, seperti ke Industri Hidroponik IKS Duyong, Industri kecil pembuatan kue bohulu, Makam Tun Teja, Perigi Hang Tuah, Muzeium Beliah, Muzeum Kesulanan Melayu Melaka, Menaiki Menara Taming Sari, dan menyelusuri sungai Melaka dengan menaiki speed boat wisata sebelum kembali ke perkampungan masing- masing.

Pukul 20.00 WM, peserta berkumpul di Dewan Hj Maimunah Keb. Serkam Barat untuk mengikuti Majelis Peresmian Penutup (Malam Penutupan) Perkampungan Belia DMDI. Penutupan ini diresmikan oleh YBHG Datuk Abdul Azeez B. Abdul Rahim yang merupakan Presiden Kelab Putera 1 Malaysia.

Selasa 11 Oktober 2011 Pagi, peserta kembali berkumpul di Sekolah Agama Jaim untuk mengikuti Arabic Workshop tentang Melaka Negeri Bandar Teknologi Hijau 2020 yang kemudian dirangkai dengan kunjungan ke industri kecil pembuatan keripik sebelum pulang ke rumah keluarga angkat masing-masing untuk beristirahat.

Pada malamnya, seusai Shalat Isya, peserta mengikuti jamuan makan malam dirumah kepala adat kampong Tedong. Peserta bersama masyarakat kampong Tedung berbaur, dan diberi kesempatan untuk menyampaikan suka dan duka selama beberapa hari berada di Kampung Tedong.

Bersama Budayawan Riau & Mantan Gubri
Rabu 12 Oktober 2011 pagi peserta diberangkatkan menuju hotel Renassance Melaka, untuk mengikuti pra-konvensyen. Sesampainya ditempat, peserta mendaftar sebagai peserta konvensyen dengan memilih biro-biro yang telah disediakan diantaranya Biro Belia, Wanita, Pelancongan, Budaya, Pendidikan, ICT, Komunikasi, dan Dakwah. Peserta yang sudah mendaftar sebagai peserta konvensyen dan sudah memilih salah satu biro, akan masuk keruangan biro masing-masing, untuk membahas dan mengulas tentang bidangnya masing-masing, hingga pukul 13.00 WM.

“Khusus Konvensyen, berlangsung selama tiga hari, dari 12- 14 Oktober 2011 di Hotel Renassance Melaka. Peserta tak hanya dari peserta yang mengikuti perkampungan Belia DMDI Kampung Tedong, tapi juga puluhan Negara- Negara yang tergabung dalam DMDI,” kata Ajis,  seperti, wakil- wakil kerajaan yang mewakili negeri di Malaysia, Provinsi di Indonesia, Kerjaan Brunei, Filipina, Thailand dan Negara Asia Tenggara lainnya. Perwakilan Negara minoritas Melayu Islam seperti Sri Lanka, Madagascar, Australia, Afrika Selatan dan United Kingdom. Perwakilan Negara Islam seperti Arab Saudi, Jordan, Iraq, Iran, Mesir, Bosia Herzegovina, Pakistan, Bangladesh dan perwakilan Negara pertumbuhan Islam seperti India, Jepun, Korea, China, Amerika Syarikat, Prancis, Jerman, Rusia, Portugal, Spanyol dan lain-lain. 

Konvensyen DMDI merupakan acara pertemuan pimpinan- pinan dan tokoh- tokoh Melayu- Islam dari seluruh dunia dalam usaha meningkatkan selaturrahim dan taraf sosio- ekonomi ummat Melayu Islam. Tumpuan perbincangan konvensyen meliputi aspek sejarah dan warisan, sosio- budaya, ekonomi, pendidikan, belia, wanita, dakwah, pelancongan, sains dan teknologi selain menumpukan arah tuju bangsa melayu agar tidak mudah tertindas serta dapat bersaing dengan bangsa lain.

Bersama pejabat Pemprov,. Riau
Acara konvenyen DMDI Ke-12 yang diresmikan langsung oleh Presiden DMDI merangkap Perdana Menteri Melaka yaitu YAB. Datuk Seri Haji Mohd Ali bin Mohd Rustam. Serta dihadiri oleh semua pengurus setia DMDI, dan duta- duta perwakilan masing- masing Negara anggota.

“Konvensyen ini memiliki tujuan untuk menghidupkan kembali kegemerlangan Islam sekaligus untuk memberi semangat jati diri orang Melayu dan umat Islam dengan semangat kesatuan dan perpaduan, pembangunan, semangat kesetiakawanan dan bekerjasama orang melayu dan umat Islam seluruh dunia,” jelas Ajis.

Ia menambahkan, 12 tahun berkiprah, DMDI telah menghasilkan beberapa kesepakatan antar Negara anggota dari biro- biro yang sudah dibentuk, seperti pendidikan, kesehatan, pariwisatan dan lain sebagainya. Untuk bidang pendidikan, telah terjalin MoU antara Universitas Islam Riau dengan Universitas di Malaysia, pendidiran yayasan DMDI, Bank DMDI serta membantu Negara- Negara yang tertimpa musibah.

“Untuk konvensyen tahun ini, telah merekomendasikan beberapa program dalam rangka pengembangan orang melayu dan umat Islam, diantaranya aka dibangus wisama DMDI, pertemuan khusus masing- masing biro, pertukaran mahasiswa dan beberapa program lain yang tentunya akan diimplementasikan pada tahun 2011 mendatang,” terang Ajis.

Penutupan Konvensyen DMDI 2011
Selain itu, tahun 2011 setiap anggota DMDI sudah dilengkapi dengan kartu member seperti kartu ATM yang berisi identitas dan nomor keanggotaan di DMDI. Dengan kartu tersebut akan memberikan kemudahan bagi anggota untuk melakukan berbagai aktifitas ke Negeri Malaysia, baik itu melancong, belajar, maupun untuk pelayanan kesehatan.

Setelah Konvensyen DMDI usai pada Jumat 14 Oktober 2011 pada pukul 12.00 WM,  program DMDI dilanjutkan dengan shalat jumat berjamaah. Peserta konvensyen kembali ke Negara masing- masing, sementara peserta perkampungan kembali ke keluarga Angkat di Kg. Tedong.  Pukul 15.00 WM, peserta kembali berkumpul di Masjid Tedong untuk melaksanakan gotong royong sekaligus memotong seekor sapi untuk acara penutupan pada malam harinya.

Pukul 07.00 petang, peserta shalat magrib, thalil, marhaban, doa selamat, shalat Isya dan makan bersama di Masjid Tedong sebelum diakhiri dengan Majelis Penutup dan Penyerahan Anak Angkat oleh YB Datuk Haji Ghazali Bin Muhamed, ahli Dewan Undangan Melaka Kawasan Serkam di Dewan Sek. Rendah Agama Jaim Kg. Tedong Merlimau.

Sabtu, 15 Oktober 2011, masing- masing peserta betolak ke dinasti masing- masing, termasuk rombongan DMDI Provinsi Riau. Banyak hal yang dapat saya ambil dalam perjalan DMDI kali ini, diantaranya sifat sederhana, terbuka dan ikhlas masyarakat Kp. Tedong dan komitment untuk memajukan orang melayu dan Umat Islam begitu nyata dalam konvensyen DMDI.

foto bersama dengan keluarga angkat
Tahun 2012, Palembang Sumatera Selatan akan mewakili Indonesia untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan Majelis Tinggi DMDI ke- 13 tahun 2012, semoga keramahan, keikhlasan, dan keterbukaan juga akan tercermin didaerah tersebut sebagai perwakilan Indonesia.

Kesadaran sejarah dan latar belakang bangsa serumpun menjadi landasan dan tapak tilas untuk meraih kegemilangan di masa depan. Melayu dan Islam yang sebati bagaikan aur dengan tebing, menjadi fondasi meraih kegemilangan Melayu, bak kata Hang Tuah “Takkan Melayu Hilang di Bumi”.(*)

Penulis adalah Anggota DMDI Prov. Riau
Andi Lesmana & Msd

Sabtu, 29 Oktober 2011

CEMAS dan SEDIH

Antara kecemasan dan kesedihan itu ada kaitan yang sangat erat. 
Keduanya merupakan kesengsaraan dan siksa yang melingkupi jiwa.

Perbedaannya, kecemasan disebabkan oleh ketakutan terhadap yang akan datang
sedangkan kesedihan adalah perasaan tertekan atas terjadinya hal- hal yang tidak disukai.

Keduanya sama- sama menyerang jiwa, ketika jalinan itu terhubung dengan masa lalu disebut kesedihan, dan ketika terhubung dengan masa depan disebut kecemasan.

Seorang penyair pernah berkata,

Tidakkah kaulihat 
bahwa karunia Rabb-mu tidak terhitung
Baik yang baru maupun yang lama?
Tak usah suntuk, 
sebab tidak ada sesuatu yang selalu ada.
Dan kesuntukanmu itu juga takkan abadi.
Semoga Allah melihatmu setelah ini
dengan pandangan yang penuh rahmat"

Kamis, 27 Oktober 2011

KUNCI JAWABAN KETIKA DITANYA TENTANG JODOH


Kenapa Lambat menikah?
Karena Allah Maha Tahu waktu yg terbaik untuk ku.

Dah Punya Calon?
Sudah. Karena setiap org tlh ditetapkan jodoh masing2.

Siapa?
Nanti Allah yang akan memperkenalkannya kpd ku.

Kapan?
Ketika kami dah dipertemukan. InsyaAllah nanti diundang ke walimatulurusku.

Selamat Menjawab..... hihihi    ^__^

Rabu, 26 Oktober 2011

MEMAHAMI KARAKTER

Moody lagi.., Moody lagi...!!! CPD

 Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa seorang yang moody adalah orang yang bergantung pada perasaannya, ada juga yang berpendapat bahwa orang tersebut tidak pernah stabil perasaannya. Kedua statement tadi benar, namun yang saya bingung, apakah moody itu baik atau malah merugikan?

Saya sendiri termasuk orang yang moody, dan sulit mengakuinya kalau moody itu benar-benar menyebalkan. Di satu hari, pagi-paginya saya bisa sangat bersemangat, namun satu jam kemudian bisa tiba-tiba murung ngga jelas, siangnya ngerasa males, tapi sorenya tiba-tiba seneng, dan begitu seterusnya. Padahal nggak ada alasan kuat/jelas kenapa bisa begitu malah kadang Cuma karena hal sepele aja.
Anehnya, kalau moody saya kambuh, pengennya menyendiri dan ngerasa kalo ada orang lain mereka tuh Cuma ngenganggu.

Saya jadi berkesimpulan kalo orang moody itu emang bikin orang sekitarnya nggak nyaman. Pasti mereka mikir “Ini orang aneh banget, dari tadi serba salah, maunya apa sih ?!” Meski begitu saya nggak bisa ngelak dan kalau kalian mau tau, susaahhh banget untuk menghilangkan sifat moody. Saya jadi suka ngomong sama diri sendiri, marah-marah sendiri, sampai seperti ada pribadi lain yang bertentangan dengan pribadi asli saya.

Pertanyaannya adalah, apakah benar orang yang moody itu sensitif dan pendiriannya berubah-ubah? Karena kalau ada hal kecil yang tidak sesuai dengan keinginan simoody, sekecil apapun, itu bisa tiba-tiba memukul perasaan dan mengubah keseluruhan perasaan si moody.
 
Saya pernah baca satu artikel, bahwa moody  itu bisa digolongkan sebagai “Mood disorder” yang diakibatkan karena terlalu memperbesar masalah2 sepele, kurang bisa menerima keadaan yang tidak sesuai, dan selalu ingin semuanya berjalan dengan lancar dan sempurna. Saya akui memang itulah yang saya rasakan.

Hmm.. kira-kira apa moody itu bisa hilang atau malah jadi sifat “permanen” ya? Kalau emang permanen, ya, saya terima aja itu sebagai anugerah, tapi tetep berusaha untuk tidak jadi moody.

Buat kalian yang juga seorang moody, saya punya beberapa tips untuk ngilangin sifat itu :
1)  Mencoba lapang dada.
2)  Anggap semua mudah.
3)  Positive thinking!
4)  Mencoba memikirkan apa titik permasalahan yang terjadi, dan menganalisa kalau itu   cuma masalah kecil dan tidak sepantasnya untuk dijadikan beban pikiran. 
5)  Menerima dengan ikhlas apa yang telah terjadi.
6)  Gunakan masa muda sebaik mungkin, karena kalau sudah tua nanti nyawa sudah di ujung tanduk.
7)  Buat orang sekitar merasa gembira sehingga memberi kesan positif pada kita.
8)  Rajin beribadah
9)  Usahakan selalu menyibukkan diri sehingga lupa dengan masalah yang sedang terjadi pada kita.
10) Denger lagu klasik (beberapa ahli mengatakan bahwa lagu klasik bisa menenangkan pikiran terutama kalau sedang marah/sedih. Hindari mendengar lagu rock).
11) Tuangkan berbagai macam perasaan yang sedang dirasakan lewat tulisan, misalnya puisi, cerpen dsb sehingga ada manfaatnya.
 
Yak, silakan diuji coba, siapa tau berhasil
Jadi, sebenarnya moody itu jelek apa bagus? Hmm saya rasa semua sifat yang kita punya, apapun itu, pasti ada baik dan buruknya, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Haha ya gak?

cr:raishaotika.blogspot.com/ http://perfecto-life.blogspot.com

Senin, 24 Oktober 2011

ISTRI- ISTRI RASULULLAH SAW


1. SITI KHADIJAH: Nabi mengawini Khadijah ketika Nabi masih berumur 25 tahun, sedangkan Khadijah sudah berumur 40 tahun. Khadijah sebelumnya sudah menikah 2 kali sebelum menikah dengan Nabi SAW. Suami pertama Khadijah adalah Aby Haleh Al Tamimy dan suami keduanya adalah Oteaq Almakzomy, keduanya sudah meninggal sehingga menyebabkan Khadijah menjadi janda. Lima belas tahun setelah menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad SAW pun diangkat menjadi Nabi, yaitu pada umur 40 tahun. Khadijah meninggal pada tahun 621 A.D, dimana tahun itu bertepatan dengan Mi’raj nya Nabi Muhammad SAW ke Surga. Nabi SAW sangatlah mencintai Khadijah. Sehingga hanya setelah sepeninggalnya Khadijah lah Nabi SAW baru mau menikahi wanita lain.

2. SAWDA BINT ZAM’A: Suami pertamanya adalah Al Sakran Ibn Omro Ibn Abed Shamz, yang meninggal beberapa hari setelah kembali dari Ethiophia. Umur Sawda Bint Zam’a sudah 65 tahun, tua, miskin dan tidak ada yang mengurusinya. Inilah sebabnya kenapa Nabi SAW menikahinya.

3. AISHA SIDDIQA: Seorang perempuan bernama Kholeah Bint Hakeem menyarankan agar Nabi SAW mengawini Aisha, putri dari Aby Bakrs, dengan tujuan agar mendekatkan hubungan dengan keluarga Aby Bakr. Waktu itu Aishah sudah bertunangan dengan Jober Ibn Al Moteam Ibn Oday, yang pada saat itu adalah seorang Non-Muslim. Orang-orang di Makkah tidaklah keberatan dengan perkawinan Aishah, karena walaupun masih muda, tapi sudah cukup dewasa untuk mengerti tentang tanggung jawab didalam sebuah perkawinan. Nabi Muhammad SAW bertunangan dulu selama 2 tahun dengan Aishah sebelum kemudian mengawininya. Dan bapaknya Aishah, Abu Bakr pun kemudian menjadi khalifah pertama setelah Nabi SAW meninggal.

4. HAFSAH BINT UMAR: Hafsah adalah putri dari Umar, khalifah ke dua. Pada mulanya, Umar meminta Usman mengawini anaknya, Hafsah. Tapi Usman menolak karena istrinya baru saja meninggal dan dia belum mau kawin lagi. Umar pun pergi menemui Abu Bakar yang juga menolak untuk mengawini Hafsah. Akhirnya Umar pun mengadu kepada nabi bahwa Usman dan Abu Bakar tidak mau menikahi anaknya. Nabi SAW pun berkata pada Umar bahwa anaknya akan menikah demikian juga Usman akan kawin lagi. Akhirnya, Usman mengawini putri Nabi SAW yiatu Umi Kaltsum, dan Hafsah sendiri kawin dengan Nabi SAW. Hal ini membuat Usman dan Umar gembira.

5. ZAINAB BINT KHUZAYMA: Suaminya meninggal pada perang UHUD, meninggalkan dia yang miskin dengan beberapa orang anak. Dia sudah tua ketika nabi SAW mengawininya. Dia meninggal 3 bulan setelah perkawinan yaitu pada tahun 625 A.D.

6. SALAMA BINT UMAYYA: Suaminya, Abud Allah Abud Al Assad Ibn Al Mogherab, meninggal dunia, sehingga meninggalkan dia dan anak-anaknya dalam keadaan miskin. Dia saat itu berumur 65 tahun. Abu Bakar dan beberapa sahabat lainnya meminta dia mengawini nya, tapi karena sangat cintanya dia pada suaminya, dia menolak. Baru setelah Nabi Muhammad SAW mengawininya dan merawat anak-anaknya, dia bersedia.

7. ZAYNAB BINT JAHSH: Dia adalah putri Bibinya Nabi Muhammad SAW, Umamah binti Abdul Muthalib. Pada awalnya Nabi Muhammad SAW sudah mengatur agar Zaynab mengawini Zayed Ibn Hereathah Al Kalby. Tapi perkawinan ini kandas ndak lama, dan Nabi menerima wahyu bahwa jika mereka bercerai nabi mesti mengawini Zaynab (surat 33:37).

8. JUAYRIYA BINT AL-HARITH: Suami pertamanya adalah Masafeah Ibn Safuan. Nabi Muhammad SAW menghendaki agar kelompok dari Juayreah (Bani Al Mostalaq) masuk Islam. Juayreah menjadi tahanan ketika Islam menang pada perang Al-Mustalaq (Battle of Al-Mustalaq). Bapak Juayreyah datang pada Nabi SAW dan memberikan uang sebagai penebus anaknya, Juayreyah. Nabi SAW pun meminta sang Bapak agar membiarkan Juayreayah untuk memilih. Ketika diberi hak untuk memilih, Juayreyah menyatakan ingin masuk islam dan menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir. Akhirnya Nabi pun mengawininya, dan Bani Almustalaq pun masuk islam.

9. SAFIYYA BINT HUYAYY: Dia adalah dari kelompok Jahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali sebelumnya, dan kemudian menikahi Nabi SAW. Cerita nya cukup menarik, mungkin Insya Allah disampaikan terpisah.

10. UMMU HABIBA BINT SUFYAN: Suami pertamanya adalah Aubed Allah Jahish. Dia adalah anak dari Bibi Rasulullah SAW. Aubed Allah meninggak di Ethiopia. Raja Ethiopia pun mengatur perkawinan dengan Nabi SAW. Dia sebenarnya menikah dengan nabi SAW pada 1 AH, tapi baru pada 7 A.H pindah dan tinggal bersama Nabi SAW di Madina, ketika nabi 60 tahun dan dia 35 tahun.

11. MAYMUNA BINT AL-HARITH: Dia masih berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang sudah 60 tahun. Suami pertamanya adalah Abu Rahma Ibn Abed Alzey. Ketika Nabi SAW membuka Makkah di tahun 630 A.D, dia datang menemui Nabi SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah mengawininya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW.

12. MARIA AL-QABTIYYA: Dia awalnya adalah orang yang membantu menangani permasalahan dirumah Rasullullah yang dikirim oleh Raja Mesir. Dia sempat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Ibrahim akhirnya meninggal pada umur 18 bulan. Tiga tahun setelah menikah, Nabi SAW meninggal dunia, dan Maria (thx buat Joan) akhirnya meninggal 5 tahun kemudian, tahun 16 A.H. Waktu itu, Umar bin Khatab yang menjadi Iman sholat Jenazahnya, dan kemudian dimakamkan di Al-Baqi.
Kalau sudah tahu begini dan kalau memang dikatakan mau mengikuti Sunnah Nabi Muhammad SAW, kira-kira masih minat dan berani nggak ya kaum Adam untuk ber-istri lebih dari 1? (sumber: anwary-islam.com)