♥^__^♥ Selamat Datang..!! Semoga Jadi Spiritual Pencerahan Matahati dengan Nafas Cinta Ilahi ♥^__^♥

Senin, 07 November 2011

EMOSI


“Sesungguhnya Aku melarang dua macam ucapan yang bodoh lagi tercela:
KELUHAN tat kala mendapat nikmat dan UMPATAN tatkala mendapat musibah” (Hadist Rasulullah)

Manusia adalah mahluk yang senang bergembira dan berbangga diri,
Suka berkeluh kesah saat ditimpa musibah,
Meluap dan sulit dikendalikan saat marah,
Dan sangat kikir saat mendapatkan kebaikan
Saat tidak menyukai seseorang ia cendrung menghardik dan mencela,
Begitu juga saat menyukai seseorang, ia akan terus memuja dan menyanjung setinggi langit seolah- olah tidak ada cacatnya.

Emosi dan Perasaan akan bergolak dikarenakan dua hal: kegembiraan yang memuncak dan Musibah yang berat.
Emosi yang tak terkendali hanya akan melelahkan, menyakitkan dan meresahkan diri sendiri. Sebab, emosi akan membuat seluruh tubuh gemetar, akan memaki siapa saja, nafas tersengal- sengal, dan bertindak sekehandak nafsunya. Sedangkan saat mengalami kegembiraan, ia akan menikmatinya secara berlebihan dan lupa daratan.

Akibat tidak mampu mengendalikan emosi, akan timbul berbagai penyakit bahkan bisa menyebabkan depresi dan gila, lebih parahnya lagi bisa menyababkan kematian.  
Jika menyimpan emosi secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat pecah sewaktu-waktu dan bisa melakukan hal-hal yang lebih parah dari orang yang rutin emosian. Oleh sebab itu sebaiknya bila ada rasa marah atau emosi sebaiknya segera dihilangkan atau disalurkan pada hal-hal yang tidak melanggar hukum dan tidak merugikan manusia lain.

Beberapa ciri-ciri orang yang tidak mampu mengandalikan emosinya :
  1. Berkata keras dan kasar pada orang lain.
  2. Marah dengan merusak atau melempar barang-barang di sekitarnya.
  3. Ringan tangan pada orang lain di sekitarnya.
  4. Melakukan tindak kriminal / tindak kejahatan.
  5. Melarikan diri dengan narkoba, minuman keras, pergaulan bebas, dsb.
  6. Menangis dan larut dalam kekesalan yang mendalam.
  7. Dendam dan merencanakan rencana jahat pada orang lain, dan lain sebagainya. (dikutip.com)
Menahan marah bukan pekerjaan gampang, sangat sulit untuk melakukannya. Saat seseorang memancing emosi, tekanan darah langsung naik ke ubun-ubun, tangan gemetar mau memukul, sumpah serapah sudah berada di ujung lidah tinggal menumpahkan saja, tapi jika saat itu kita mampu menahannya, maka bersyukurlah, karena kita termasuk orang yang kuat.

Dalam Riwayat  Abu Hurairah dikatakan "Orang yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah" (H.R. Malik).

Beberapa cara untuk meredam atau mengendalikan kemarahan:

1. Membaca Ta'awwudz, “A'uudzu billah mina-syaithaani-rrajiim"
(Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk).
Marah itu dari syetan,  nah ketika ingin marah segera kita mengucapkan ta’awwudz. Dalam satu hadits diriwayakan : bahwa Rasulullah mendapatkan dua orang sedang saling mencaci sehingga saling merah wajah satu sama lainya karena marah kemudian Rasulullah bersabda :"sesungguhnya akan kuajarkan satu kalimat yang kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu Ta’awwudz.

2. Berwudhu
Feadahnya untuk memadamkan amarah, juga bermanfaat untuk menyegarkan diri dan hati.
Rasulullah bersabda "Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah" (H.R. Abud Dawud).

3. Duduk atau merubah posisi.
Misalnya dalam keadaan berdiri maka cobalah untuk duduk, jika emosi tidak juga reda cobalah untuk berbaring.
Dari Abi Zar sesungguhnya Rasulullah bersabda : "apabila salah seorang di antara kamu marah sedang dia berdiri maka hendaklah dia duduk dan jika belum reda hendaklan dia berbaring".

4. Diam/ Merenung
Ini cara menenangkan hati, bisa jadi dengan diam dan menyendiri ditempat yang sunyi dan asri seperti taman, pantai, kebun, ruang santai, dan lain sebagainya mungkin tempat yang cocok.
Dalam sebuah hadist dikatakan "Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah" (H.R. Ahmad).

5. Bersujud.
Artinya shalat sunnah mininal dua rakaat.
Dalam sebuahhadist dikatakan "Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud)." (H.R. Tirmidzi)
Shalat akan membuat pernafasan menjadi lebih pelan dan lebih rileks untuk menurunkan tekanan psikologis maupun stress.

Barangsiapa yang mampu menguasai perasaan dalam setiap peristiwa, baik yang memilukan maupun yang menggembirakan, maka dialah orang yang sejatinya memiliki kekukuhan iman dan keteguhan keyakinan. Barangsiapa mampu menguasai emosinya, mengendalikan akalnya dan menimbang segalanya dengan benar, maka ia kan melihat kebenaran, tahu jalan yang lurus dan menemukan hakekat.

Islam mengajarkan keseimbangan norma, budi pekerti, dan perilaku sebagaimana ia mengajarkan manhaj yang lurus, syariat yang diridhai dan agama yang suci. Untuk itu, mari kita berusaha untuk berdiri seimbang diantara gelombang kesedihan yang keras dan dengan luapan kegembiraan yang tinggi. Senantiasa bersyukur tatkala mendapat kesenangan dan bersabar tatkala berada dalam kesusahan.

Seperti kata hadist:
“Cintailah orang yang engkau cintai sewajarnya, karena siapa tahu ia akan menjadi musuhmu di lain waktu, dan bencilah musuhmu itu sewajarnya, karena siapa tahu dia menjadi sahabatmu di lain waktu”

Dan dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda:
“Ya Allah, saya minta kepada- Mu keadilahn pada saat marah dan lapang dada”.

 Selamat mencoba…!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar